Sabtu, 09 Maret 2013

Penerapan Decision Support System pada Rumah Sakit


Decision Support System in Healthcare Industry

K. Rajalakshmi, Asst. Professor MBA Dept.
J.J. College of Engineering and Technology,
Trichy-09.Tamil Nadu, India

Dr. S. Chandra Mohan, Professor,
Alagappa Institute of Management Studies,
Karaikudi, Tamil Nadu, India.

Dr.S.Dhinesh Babu, Asst. Professor
MBA Dept. Government Arts College,
Paramakudi, Tamil Nadu, India.


Blog ini menuliskan ringkasan Jurnal yang diambil dari International Journal of Computer Applications (0975 – 8887) Volume 26– No.9, July 2011 yang berkaitan dengan Decision Support System pada industri kesehatan yang mengintegrasikan data masukan dari beberapa sumber ke dalam gudang data, sedangkan client-front end menjamin presentasi ke user dengan detail yang memadai.

Intro
Industri kesehatan membangkitkan jumlah data yang sangat besar, Information technology (IT) digunakan untuk menangkap dan mentransfer informasi. Decision Support System adalah computer based system yang membantu proses pengambilan keputusan dalam hal menentukan diagnosa yang tepat terhadap penyakit.
Diagnosa medis dari penyakit dapat dilakukan dalam banyak hal, dari deskripsi yang diberikan pasien, uji fisik dan test dari laboratorium. Setelah diagnosa dilakukan oleh dokter, treatment diberikan dengan mempertimbangkan reaksi obat dan alergi. Bagaimanapun masih ada peluang akan diagnosa yang tidak tepat dan dapat berakibat fatal terhadap pasien. Salah satusistem IT yang membantu profesional di bidang kesehatan adalah Decision Support System (DSS).

Data Warehousing
“Adalah koleksi data yang berorientasi subyek, terintegrasi, tidak dapat hilang, dan berdasarkan varian waktu dalam mendukung keputusan manajemen.”

Data Mining
Data warehousing dan Knowledge Management dapat berperan besar dalam menyumbang DSS dalam prosedur kesehatan, juga merupakan langkah utama yang menghasilkan penemuan dari informasi yang tersembunyi namun bermanfaat dari database yang massive dan health care operation yang melibatkan penggunaan database dan teknik dari data mining dan data warehousing untuk mengambil berbagai keputusan untuk kepentingan semua.

DSS dalam industri kesehatan: Sekilas pandang
Pengambilan keputusan umumnya dilakukan di dua area, area pertama (lower level) melibatkan manajemen pasien, diagnosa dan perawatan, pencatatan record, keuangan dan
manajemen inventori. Area kedua melibatkan keputusan level tinggi memberikan sebuah keunggulan kompetitif. 

DSS mencangkup semua fungsi dari manajemen pasien sampai manajemen inventori yang disusun oleh UK General Practice dan sekarang dinamakan PRODIGY (Prescribing Rationally with Decision support in General Practice Study), yang menyediakan akses pada clinical knowledgebase pada  bukti bukti terbaik yang ada tentang kondisi dan gejala yang dikelola utamanya  oleh profesional kesehatan. Data ini berupa panduan full text, referensi panduan cepat, leaflet informasi pasien, informasi pada obat dan self help contacts.

Design dari sebuah DSS
Ketika mendesain DSS untuk industri kesehatan, desainnya seperti prosedur pengambilan keputusan, strategic planning process dan struktur organisasinya harus diperhatikan. DSS yang efektif bergantung pada metodologi yang digunakan, saat ini ada tiga pendekatan: Algoritma klinis, pendekatan matematis dan komputasi, dan pendekatan heuristik.

Permasalahan
DSS dalan industri kesehatan terlihat untuk memperbaiki kualitas, keselamatan dan efisiensi dari rumah sakit dan perawatan pasien, keuntungan lain adalah berkurangnya kerugian medis akibat obat. Namun masalah biaya dari DSS juga kompleks dan selalu ada debat tentang apa yang perlu dimasukan dan yang tidak perlu ketika menghitung cost dan benefit dari sebuah sistem. Terlepas dari biaya, dirasakan kecepatan dari pengambilan keputusan dapat diperbaiki jika penekanan dilakukan dalam mengarahkan lima rintangan besar. Rintangan-rintangan ini ditemukan ketika para pemegang saham menganalisis, memiliki banyak saran dan alternatif,
tidak bisa mencapai kata sepakat dan tidak berkoordinasi dalam kegiatan mereka. Salah satu cara untuk menghindari penghabisan waktu dalam proses analisis adalah untuk memproses informasi dengan cepat yang dapat dilakukan dengan memfasilitasi penggunaan e-mail dan pertemuan tatap muka atau melalui kelompok DSS. Para pemegang saham memiliki kecenderungan untuk terjebak pada satu alternatif dan memiliki konflik dalam alternatif lain yang dapat dihindari dengan memiliki kelompok pengungkapan pendapat multi disiplin juga,
pengambilan suara dan pengangkatan konselor dan fasilitator yang akan meningkatkan kualitas dari pengambilan keputusan.


Kesimpulan
DSS telah muncul sebagai salah satu teknologi IT yang dominan untuk pengambilan keputusan dalam pelayanan kesehatan. Namun, hal ini telah mengakibatkan banyak teknologi yang digunakan dalam desain DSS dan telah menciptakan berbagai platform dalam domain pelayanan kesehatan.

Artikel ini dikutip dari:

Jumat, 08 Maret 2013

Information System di Perusahaan Retail


A study on Information management system in Tesco Plc
Author: Bisnu Kumar Chongbang, Dhankuta Nepal, Now in London

Artikel ini adalah mengenai Tesco PLC, toko grosir dan retail multinasional dari Inggris, yang bermarkas di Cheshunt, United Kingdom.


Data dan Informasi
studi ini menganalisa pengaruh manajemen informasi pada proses pengambilan keputusan pada perusahaan Tesco, dan membahas mengenai pentingnya berbagi informasi dalam organisasi dan bagaimana suatu informasi dapat membantu dalam pengambilan keputusan strategi.

Data digunakan oleh senior eksekutif atau manajer untuk dapat perform dengan efektif dan sukses dalam pekerjaan manajemen dan data membantu para manajer untuk membuat keputusan yang baik untuk masa depan. Data juga dapat menyediakan gambaran dari aktivitas pada masa lalu yang berhubungan dengan naik turunnya suatu organisasi.

Informasi dikenal sebagai bentuk data yang lebih halus dan telah diproses dimana dapat dinterpretasikan dan dimengerti oleh si penerima pesan. Informasi akan lebih berguna dibandingkan data dan dapat digunakan untuk membuat keputusan strategi dalam suatu organisasi

Pengaruh Sistem Manajemen Informasi dalam Organisasi
SMI adalah sistem aliran informasi antara area fungsional dari manajemen seperti Human Resources, keuangan, produksi, pemasaran dan menyebar pada lapisan yang berbeda pada top manajemen, menengah dan bawah organisasi. Hal ini adalah suatu proses dalam penerapan prosedur formal untuk memberikan informasi yang tepat pada semua level manajemen dalam tiap fungsi, dengan dasar sumber data eksternal dan internal, yang bertujuan untuk mendukung manajemen mengambil keputusan yang efektif dan tepat dalam merencanakan, mengendalikan, dan mengarahkan kegiatan organisasi selanjutnya. Sistem Manajemen Informasi dikonseptualisasikan untuk mengatur informasi dengan lebih baik sehingga dapat mendukung dalam pembuatan keputusan bagi manajer atau eksekutif dengan memberikan akses mendapatkan informasi yang relevan dalam memenuhi tujuan strategi dari organisasi (Lucey, 2005).

Keamanan sistem informasi adalah semua hal mengenai pengaturan resiko dan mempertimbangkan penyebab dan efek dan biaya sebagai pelanggaran dari keamanan. Prinsip hukum pertanggungjawaban yang harus dipahami ketika mengambil, membagi dan menyimpan informasi antara lain :
·                 Kerahasiaan dan privasi termasuk kepatuhan dalam UU perlindungan data
·                 Hak cipta dan perlindungan
·                 Kontrak mengenai kewajiban
·                 IS dan tindak kejahatan


Satu format yang digunakan oleh Tesco dibahas pada studi ini. Tesco emnggunakan format yang disebut dengan RTI (Real Time Link) dengan BizTalk dan SQL server untuk menyediakan tim manajemen di kantor pusatnya dengan dimana tersimpan penyimpanan data supermarket penjualan yang terdiri lebih dari 12000 penyimpanan. Hal ini memberikan pandangan bagi manajer mengenai performa individu, dasar yang kuat untuk aplikasi real time lainnya termasuk manajemen inventori dan laboratorium mengenai pengawasan. Tesco juga menggunakan proses data mining dengan menganalisa informasi langsung melalui Electronic Point of Sale (EPOS)/poin penjualan elektronik (Tesco, 2010).

Sumber-sumber untuk membantu dalam menganalisis data dan informasi
Organisasi menerima data dan informasi dari berbagai sumber, pada dasarnya dari banyak area, yaitu sumber internal dan eksternal.

Sumber Internal
Catatan keuangan adalah sumber utama dari sumber informasi internal. Catatan tersebut menyediakan rincian transaksi bisnis di masa lalu yang dapat digunakan sebagai dasar utama untuk merencanakan serta mempersiapkan peramalan dan anggaran di masa mendatang

Informasi Eksternal
Informasi eksternal secara tidak langsung merupakan informasi yang diperoleh dari luar kegiatan organisasi. Kebijakan pemerintah, catatan, dokumen yang diterbitkan, jurnal, media, saingan dan lainnya adalah sumber informasi eksternal utama yang dimana organisasi dapat memperoleh informasi yang berguna dan dapat digunakan untuk tujuan tertentu di masa datang

Metode evaluasi manajemen informasi dalam organisasi
Evaluasi seringkali menekankan pada pentingnya pengguna atau pandangan informan ketika mengevaluasi keefektifannya. Hal ini terlihat pada kepuasan pengguna manajemen informasi sebagai penghubung antara tujuan tertentu yang berhubungan dengan informasi tersedia di IS dan tujuan yang khusus untuk meningkatkan proses organisasi (Symons, 1994).

Metode Observasi
Mereka mengecek sistem, seberapa baik sistem bekerja dimana mereka melihat apakah sistem ini membantu seseorang untuk melakukan pekerjaannya menjadi lebih cepat atau lebih efisien.

Metode Workshop
Tesco mengatur workshopnya dengan perwakilan dari lapisan organisasi yang berbeda, komunitas atau konsumen, tim inti, penasihat eksternal mengenai sistem informasi yang digunakan di organisasi.

Metode menangkap informasi untuk membantu dalam pembuatan keputusan strategis.
Penangkapan infromasi adalah cara untuk mengumpulkan dokumen, dokumen elektronik dan form, menyaring untuk mendapatkan kembali informasi yang akurat dalam bentuk digital, dan memindahkannya ke database bisnis dan aplikasi yang akan digunakan. 

Artikel ini dikutip dari:
http://www.scribd.com/doc/79844828/PDF-Information-Management-System-in-Tesco



ERP (Enterprise Resource Planning)




Artikel ini menjelaskan penerapan software sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk penyedia jasa industri minyak dan gas Maersk Drilling dan Maersk Supply Service, yang secara lokasi geografi memiliki constraints yaitu menghubungkan rantai pasok dari onshore-offshore. Scandinavian Oil-Gas Magazine berbicara pada IFS Scandinavia CEO Glenn Arnessen untuk mencari informasi mengenai contract award dan juga posisi IFS pada pasar IT untuk industri minyak dan gas.


Manajemen jangka panjang dan perawatan dari asset perusahaan adalah sangat penting pada perusahaan minyak. Dengan menggunakan ERP dari IFS application, pemilik asset dan service contractors memiliki industry based-solution untuk mendapatkan  proses  yang efektif dan meningkatkan service revenue

Solusi yang diakukan IFS adalah project-driven dan fleksible, menyediakan total kontrak, project, asset dan service lifecycle.


Order dari Maersk
Pada Oktober 2012, IFS applications mengumumkan bahwa Maersk Drilling dan Maersk Supply Service menandatangani sebuah kontrak untuk licenses dan services bernilai USD 11.5 juta.
IFS solution yang dilisensikan kepada Maersk adalah sebuah full-blown ERP system – termasuk IFS application components untuk pembiayaan maintenance, operations dan perencanaan: supply chain dan project management.”


Maersk Asserter – Menyediakan marine services pada industri minyak dan gas global (Phote: Maersk Supply Services)


Telah lama dikenal sebagai raksasa pelayaran dunia, AP Moller Maersk , induk perusahaan dari Maersk Drilling dan Maersk Supply Service, juga  divisi divisi untuk eksplorasi minyak dan gas dan produksinya, juga pada divisi untuk FPSO dan Tankers – sebagai tambahan dari divisi Drilling dan Supply Service.

Post-Macondo Syndrome
“Kebutuhan akan sebuah sistem maintenance dan rantai pasok yang dikhususkan pada perusahaan pengeboran menjadi positif bagi IFS karena di sana saya sebut ‘Post Macondo Syndrome’ di pasar sekarang ini. Post Macondo Syndrome dikaitkan dengan bencana meledaknya anjungan pengeboran  lepas pantai Transocean yang mengebor sumur Macondo milik BP di teluk Meksiko tahun 2010 yang menyebabkan fatality dan kerusakan lingkungan akibat tumpahan minyak, hal ini menimbulkan dikeluarkannya regulasi baru di Amerika Serikat yang mengharuskan semua pelaku industri minyak dan gas harus memenuhinya (sumber: Rigzone). Apa yang sedang terjadi sekarang adalah perusahaan pengeboran berfokus pada compliance terhadap regulations, credibility, reliability dan itulah apa yang Maersk ingin capai melalui ERP”. Ujar Arnesen.

Maersk memiliki banyak rig di North Sea. Mereka ingin memiliki suatu solusi terintegrasi yang menjembatani manajemen kepada rig operation yang berada di lepas pantai – mendukung rantai pasok yang efisien antara offshore dan onshore. Mereka memiliki jumlah capital dan spare parts yang sangat banyak – ini merupakan bagian dari tugas kami untuk menjamin bahwa Maersk memenuhi syarat dengan regulations dan mereka dapat memenuhi kebutuhan permintaan dari customers/clients.





Kematangan Pasar ERP 

“ERP market saat ini sudah matang dan pasar berkembang 4 atau 5% tiap tahun. “Karena tidak adanya jaringan kabel telefon di lingkungan offshore, dan banyak bergantung pada komunikasi satelit VSAT (Very Small Aperture Terminal)  untuk menghubungkan aktifitas di lepas pantai pada database di onshore. Tetapi satelit komunikasi dapat tidak stabil. IFS membangun  solusi replikasi. IFS Instant Replication, yang membantu client seperti Maersk dan Seadrill untuk menjaga aplikasi bisnis di offshore yang selalu ter-update . IFS telah memberikan solusi ini pada Seadrill dan PGS di Norway dan saat ini sedang dipersiapkan untuk Maersk.


Masa Depan
“Kami telah mengembangkan kemampuan kami dengan mengakuisisi perangkat lunak yang menjadi complementary pada ERP system, seperti scheduling software, dan sejajar dengan itu, kita akan meneruskan untuk membangun perangkat lunak yang akan menambah value kepada industri minyak dan gas.” Jelas Arnesen ketika ditanya tentang apa yang akan dilakukan dengan IFS nya.


Referensi:

Sumber artikel: 
http://www.ifsworld.com/~/media/PDF/Local%20Country%20PDFs/sv%20SE/SOGM_1112_12_IFSinterview_lowres_new.ashx






Kamis, 07 Maret 2013

Knowledge Management


Building A Knowledge Sharing Culture



Artikel ini berkaitan dengan aplikasi Knowledge Management di perusahaan Schlumberger yang menghubungkan 3800 users di 800 lokasi diseluruh dunia.

Mendapatkan Knowledge Secara Real Time
Knowledge management tools dan tekniknya telah berdampak pada R&D dan operasi. Misalnya  identifikasi kerusakan dari sebuah alat pengeboran, kemampuan deteksi sinyal pada alat MWD Measurements-while-drilling, solusi software untuk memenuhi kebutuhan spesifik untuk client dan pemindahan intrepretasi annular-pressure-while-drilling dari Teluk Meksiko ke Brazil. Dalam banyak kasus serupa, sebuah panggilan telefon darurat dari Indonesia ke nomor telefon hotline InTouch pada 17:00 waktu setempat (04:00) di Houston. Field engineer secara tidak sengaja telah memrogram offset yang salah pada sebuah GVR (GeoVision Resistivity) sebuah alat logging-while-drilling.

Masalah tidak terdeteksi sampai sampai berada dibawah dan drilling sudah dimulai. Sebelum 17:15 kepala seksi GVR di Sugar Land, Texas, USA tidak hanya sudah dihubungi, tetapi telah menghitung solusi berdasarkan scaling factor. Pada 17:30 Asia Operation meminta bantuan tambahan tentang bagaimana mengaplikasikan scaling factor di software. Engineer dari ebuah sistem akuisisi InTouch dihubungi dan solusi dikirim pada 17:45. Pada 18:00, solusi diimplementasikan di atas drilling rig dan pengeboran berlangsung tanpa ada keperluan untuk menarik pipa bor.

Dramatic yang dihasilkan berdasarkan berbaginya knowledge dan aplikasinya telah didokumentasikan, secara khusus dalam performance and extended-reach drilling. Bargach et al, reference 9: 4.

Di Teluk Meksiko, eksplorasi laut dalam secara sukses diselesaikan dengan menerapkan pengalaman dari sumur sumur sebelumnya dan mengintegrasikan secara efisien dalam proses pengeboran.
Waktu lama pengeboran dipotong 39%, jauh diatas target operator yang hanya sebesar 30% dan biaya keseluruhan dapat dihemat $14juta

Apakah Knowledge Management itu?
Knowledge dapat didefinisikan sebagai “Informasi yang diubah ke dalam tindakan yang efektif”. Saat ini diperkirakan bahwa secara kumulatif di dunia, knowledge meningkat dua kali lipat tiap empat tahun, dan setelah tahun 2010 akan meningkat dua kali lipat tiap bulan. Saputelli LA and Ungredda AD: “Knowledge Communities Help to Identify Best Operating Practices,” Journal ofPetroleum Technology 51 (December 1999): 42-47.

Dampak dari sebuah bisnis saat ini sedang hangat, Tantangan untuk menyerap dan secara produktif mengeksploitasi Knowledge  ini sangat monumental, tetapi perlu bagi perusahaan untuk tetap tanggap dan kompetitif dalam mengembangkan dunia informasi. Strategi tradisional menjadi usang, perusahaan memerlukan metode yang proaktif dan terstruktur tidak hanya untuk tetap dalam banjirnya knowledge, tetapi berada didepan satu langkah darinya. Landasan dari keberhasilan strategy adalah Knowledge Management.

Jadi apakah yang disebut Knowledge Management? Tidak ada definisi tunggal yang secara universal disetujui. Dalam artikel ini,  Schlumberger mengadopsi berikut ini: “Proses dan teknologi untuk mendapatkan, membagi dan menerapkan knowledge secara kolektif untuk membuat optimal decision secara real time.” Dalam kontek ini, real time berarti waktu yang tersedia untuk memutuskan sebuah tindakan yang secara material berdapmpak pada outcome. Mencari definisi di atas ini, apakah tujuan akhirnya? Schlumberger menetapkan targetnya: “Apply everywhere what you learn anywhere.”  Mencapai tujuan ini bergantung pada teknologi, proses dan kapasitas intelektual dari orang dan mengubah hasil menjadi tindakan yang well-defined.

Artikel mengenai Knowledge Management ini disadur dari: http://www.slb.com/~/media/Files/resources/oilfield_review/ors01/spr01/p48_65.ashx